Laman

Selasa, 05 Juni 2012

TABRAKAN MILKY WAY DAN ANDROMEDA

Astronom NASA memprediksi bahwa akan ada fenomena kosmik besar yang akan mempengaruhi galaksi kita, Matahari, dan Tata Surya, yaitu tabrakan antar galaksi. Tabrakan antara galaksi Bima Sakti (Milky Way) dan galaksi Andromeda.

Milky Way akan menjadi galaksi dengan bentuk yang baru selama proses tabrakan yang diperkirakan terjadi 4 miliar tahun lagi. Tabrakan dengan galaksi tetangga ini mungkin akan membuat Matahari terlempar ke area baru Milky Way, namun Bumi dan Tata Surya tidak akan hancur.

Ilustrasi pemandangan langit malam dari Bumi 3,75 miliar tahun lagi. Andromeda yang berada di kiri mendominasi pemandangan.
Menurut Roeland van der Marel dari Space Telescope Science Institute (STScl) di Baltimore, kesimpulan mengenai tabrakan Milky Way dan Andromeda konsisten secara statistik.

Temuan ini berdasarkan penghitungan teliti yang dihasilkan Hubble Space Telescope (HST) milik NASA pada pergerakan Andromeda yang juga dikenal sebagai M31 ini. M31 sekarang berjarak 2,5 juta tahun cahaya, namun galaksi ini sedang bergerak menuju Milky Way karena pengaruh gravitasi masing-masing, dan juga karena materi gelap tak terlihat yang mengelilingi keduanya.

Sangmo Tony Sohn dari STScl mengatakan, “Setelah berspekulasi hampir selama satu abad mengenai nasib dua galaksi ini, sekarang kami mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana tabrakan ini akan terjadi miliaran tahun dari sekarang.”

Analogi proses tabrakan ini seperti halnya seorang batter (pemukul bola dalam baseball) yang mengamati bola yang bergerak cepat ke arahnya. Meskipun Andromeda mendekati Milky Way 2000 kali lebih cepat, galaksi spiral ini membutuhkan empat miliar tahun untuk menabrak Milky Way.

Simulasi komputer yang diperoleh dari data HST menunjukkan bahwa tabrakan ini akan membutuhkan waktu tambahan 2 milyar tahun lagi setelah proses tabrakan untuk membuat dua galaksi ini benar-benar menyatu karena pengaruh gravitasi. Hasil tabrakan ini akan membentuk satu galaksi elips.

Meski kedua galaksi akan bertabrakan satu sama lain, bintang-bintang dalam kedua galaksi terpisah sangat jauh dan tidak akan bertabrakan selama proses tabrakan galaksi ini. Namun, bintang-bintang ini akan terlempar ke orbit-orbit yang berbeda di sekitar pusat galaksi hasil tabrakan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Tata Surya kita mungkin akan terlempar sangat jauh dibandingkan jarak saat ini dari inti galaksi yang sekarang.

Yang lebih rumit, akan ada galaksi lain yang ikut bergabung dalam tabrakan ini. Galaksi Triangulum, atau M33, yang merupakan galaksi kecil tetangga Andromeda akan ikut bertabrakan dan mungkin nantinya akan menyatu dengan Milky Way–M31. Peluang M33 menabrak Milky Way terlebih dulu bisa dibilang kecil.

Ilustrasi skenario tabrakan
Alam semesta mengembang dengan cepat, dan tabrakan antar galaksi masih terjadi karena mereka memiliki gravitasi dan materi gelap di sekeliling mereka. HST menunjukkan bahwa tabrakan antar galaksi lebih sering terjadi di masa lalu ketika alam semesta masih lebih kecil.

Satu abad yang lalu, para astronom tidak mengetahui bahwa M31 merupakan galaksi yang terpisah jauh dari bintang-bintang Milky Way. Edwin Hubble (1889-1953), seorang astronom Amerika Serikat, menghitung jarak M31 dengan menemukan sebuah bintang variabel yang menjadi “titik tolak”.

Edwin Hubble 
Hubble menyatakan bahwa alam semesta mengembang dan galaksi-galaksi sedang bergerak menjauh dari kita, namun sudah lama diketahui bahwa M31 bergerak menuju Milky Way dengan kecepatan sekitar 400.000 km/jam. Dengan kecepatan seperti itu, kita bisa mencapai Bulan hanya dalam satu jam. Penghitungan ini menggunakan efek Doppler, yaitu perubahan frekuensi dan panjang gelombang dari gelombang yang dihasilkan oleh objek yang bergerak dari pengamat. Efek Doppler dipakai untuk menghitung cahaya bintang pada galaksi yang telah terserap oleh pergerakan Andromeda. [Nama “Doppler” diambil dari nama pencetusnya, Christian Doppler (1803-1853), seorang fisikawan Austria.]

Dahulu tidak diketahui apakah tabrakan ini tidak akan terjadi, apakah hanya “serempetan”, atau tabrakan langsung. Hal ini bergantung dari gerakan tangensial Andromeda. Hingga kini, para astronom belum bisa menghitung gerakan miring Andromeda, walaupun penelitiannya sudah dilakukan sejak lebih dari seabad yang lalu. Tim HST yang dipimpin van der Marel meneliti gerakan miring ini untuk menghilangkan keraguan bahwa dua galaksi ini akan bertabrakan.

Jay Anderson dari STSci mengatakan, “Penelitian ini dilakukan dengan mengamati berulang-ulang area-area dalam galaksi selama lebih dari 5-7 tahun.”

Gurtina Besla dari Columbia University di New York mengatakan, “Skenario simulasi terburuk adalah, M31 menabrak Milky Way dan bintang-bintang tersebar ke orbit yang berbeda. Semua objek yang ada dalam dua galaksi tersebut akan bertabrakan, dan Milky Way kehilangan bentuk asalnya dengan sebagian besar bintang akan berorbit sirkular. Inti dua galaksi menyatu, dan bintang-bintang akan mempunyai orbit yang acak dan menciptakan galaksi berbentuk elips.”

Ilustrasi proses tabrakan 

Video ilustrasinya bisa dilihat di sini.

Pesawat ulang alik yang melaksanakan misi perbaikan pada HST meng-upgrade HST dengan kamera-kamera yang jauh lebih bagus untuk menghitung dan memastikan pergerakan M31.


Thanks for reading ^_^

Sumber:
buku The Astronomy Handbook: Guide to The Night Sky, 2005, karya Clare Gibson.

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar