Laman

Kamis, 27 Januari 2011

JOHNY SETIAWAN, ASTRONOM INDONESIA

Bila kita melihat, membaca, atau mendengar berita-berita tentang astronomi, kebanyakan nama astronom atau ilmuwan yang terdapat dalam berita tersebut adalah nama-nama Barat (Eropa dan Amerika). Nama-nama Timur (Asia) yang tercantum juga biasanya nama-nama Jepang atau India. Sangat jarang kita temui nama Indonesia dalam sebuah berita astronomi. Hal ini saya anggap wajar, karena astronomi memang tidak begitu, atau mungkin tidak “canggih” di Indonesia, dan ilmuwannya pun sedikit. Namun, Johny Setiawan membuat saya, dan seharusnya kita semua, bangga. Dalam beberapa berita astronomi, nama dia bisa kita lihat. Johny Setiawan, seorang astronom Indonesia, yang dikenal dunia.

Sekilas data tentang Dr rer nat Johny Setiawan

Johny Setiawan
TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR: Jakarta, 16 Agustus 1974

PENDIDIKAN:
SMA di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur.
1993-1999, kuliah di Universitas Freiburg, Jerman, jurusan Fisika.
1999-2003, kuliah S-3 di Keipenheuer Institute for Solar Physisc, Universitas Freiburg, Jerman, jurusan Astronomi dan Astrofisika. S-3 diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory (ESO). Johny lulus dengan predikat summa cum laude.
2003, postdoctoral di Department of Planet and Star Formation, di Max Planck Institut für Astronomie (MPIA).
2009- …, Badan Penasehat (Hukum dan Bisnis), di Universitas Mannheim, Jerman.

PEKERJAAN:
Pernah kerja sambilan sebagai koki di Warsteiner Keller, restoran di Jerman, hasilnya untuk membiayai kuliah (awal).
Meneliti exoplanet dan planet extrasolar. [exoplanet: planet di luar Bima Sakti; extrasolar: planet di luar Tata Surya kita, namun masih di Bima Sakti]
Meneliti evolusi dan atmosfer bintang, dan pulsasi serta aktivitas kromosferik.

TEMPAT BEKERJA:
Ø  Max Planck Institut für Astronomie, Heidelburg, Jerman.
Ø  Keipenheuer Institute for Solar Physics, Freiburg, Jerman.
Ø  European Southern Observaroty.
Ø  Metler Toledo AG, Swiss.
Ø  Evangelisches Studentenwohnheim, Freiburg, Jerman.
Ø  Observatorium La Silla, Chile, milik European Southern Observatory. La Silla dibangun di ketinggian 2.400 meter dan terletak sekitar 600 km di utara Santiago. Penggunaan teleskopnya berbagi dengan MPG (Max Planck Gesselschaft / Max Planck Society), sedangkan pengelolaan menjadi tanggung jawab ESO.

Teleskop dome di La Silla
PENELITIAN:
Ø  Proyek SERAM (Search for Exoplanet with Radial-velocity at MPIA), menggunakan teleskop ESO/MPG berdiameter 2,2 meter.
Ø  Proyek Exoplanet Search with PRIMA (Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry).

PENEMUAN/HASIL KERJA:
Ø  Planet HD 47536 b, pada Januari 2002, yang periode orbitnya 400 hari, berjarak 400 tahun cahaya dari Bumi. Bermassa 4,96 kali massa Jupiter.
[“HD” diambil dari Henry dan Draper, astronom AS yang menyusun katalog bintang. Angka menunjukkan posisi tertentu di alam semesta. Huruf kecil “b” dan “c” berarti planet pertama dan ke dua. Sedangkan bintang induk diberi tanda huruf besar A]

HD 47536 b dan HD 47536
Ø  Planet HD 47536 c, dipastikan keberadaanya pada Mei 2008 (ditemukan pada 2003). Periode orbitnya 1.600 hari, berjarak 400 tahun cahaya dari Bumi. Bermassa 7 kali massa Jupiter.

HD 47536 c dan HD 47536
Ø  Planet HD 11977 b pada 2005, yang periode orbitnya 700 hari, 216 tahun cahaya dari Bumi. Massa planet ini 6,54 kali massa Jupiter.

HD 11977 b dan HD 11977
Ø  Planet HD 70573 b pada 8 Januari 2007, yang periode orbitnya 900 hari, berjarak 148,525 tahun cahaya dari Bumi. Bermassa 6,1 kali massa Jupiter.

HD 70573 b dan HD 70573
Ø  Planet TW Hydrae b pada 2008, yang periode orbitnya 3,5 hari. Penemuan ini tergolong mencengangkan, karena di antara ratusan planet extrasolar, tak satupun yang mengorbit bintang muda. TW Hydrae b mengorbit bitang TW Hydrae, bintang berusia 8-10 juta tahun, 1/500 usia Matahari. MPIA pun mengakui TW Hydrae b sebagai penemuan spektakuler. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil menemukan secara langsung bahwa planet terbentuk dalam lingkaran cakram yang berputar pendek setelah kelahiran bintang. Penemuan ini memungkinkan kajian baru dalam pembentukan bintang dan migrasi planet.
Ø  Planet HD 110014 b pada 31 Juli 2009, yang periode orbitnya 135 hari, berjarak 292,5 tahun cahaya dari Bumi. Bermassa 11,09 kali massa Jupiter.

HD 110014 b dan HD 110014
Ø  Planet HD 110014 c, yang periode orbitnya 850 hari.
Ø  Exoplanet HIP 13044 b pada 18 November 2010, planet pertama yang ditemukan di luar galaksi Bima Sakti. Planet ini mengorbit bintang tua yang minim kandungan logam, HIP 13044 yang berjarak 2278,25 tahun cahaya dari Bumi, dalam 16,2 hari. HIP 13044 b bermassa 1,25 kali massa Jupiter, dan juga merupakan planet gas panas. Penelitian planet ini dipimpin oleh Johny Setiawan. Timnya menggunakan spektograf resolusi tinggi, FEROS (Fibre-fed Extended Range Optical Spectograph), yang dipasangkan pada teleskop 2,2 meter milik ESO/MPG di La Silla.
Planet ini ditemukan dengan meneliti denyut gelombang di permukaan bintang akibat gravitasi planet dan bintang. Tata Surya ini diduga merupakan bagian dari arus Helmi, yaitu sekelompok bintang yang tercerai-berai dari galaksi mini yang hancur setelah “dilahap” Bima Sakti, sekitar 6-9 milyar tahun lalu. Planet dan bintang tersebut juga diperkirakan sedang bergerak ke arah Bima Sakti. “Anggota” arus Helmi terdeteksi karena bintang-bintang ini mempunyai gerakan (kecepatan dan orbit) yang agak berbeda dari kebanyakan bintang di Bima Sakti.
Penemuan ini pun membuka cara pandang baru, sebab sebelumnya diyakini bahwa bintang tua dan minim kandungan logam tidak mungkin memiliki planet. HIP 13044 termasuk bintang merah raksasa (red giant) yang sedang sekarat, yang terletak di arah selatan konstelasi Fornax. Ukurannya mengembang menjadi sangat besar yang mengakibatkan HIP 13044 b menjadi sangat panas karena mengorbit sangat dekat, dan diperkirakan umur planet ini tidak akan lama lagi karena akan “dilahap” oleh induknya sendiri. Pada jarak terdekatnya dalam orbitnya yang elips, planet ini berjarak kurang dari setengah diameter bintangnya (atau sekitar 0,55 SA).
Akhir 2010, penemuan ini dinobatkan sebagai 10 penemuan science terbaik 2010 versi majalah Times. Temuan ini disejajarkan dengan penemuan planet Gliese 581 g yang diklaim mirip Bumi.

HIP 13044 b dan HIP 13044
Ø  Makalah berjudul “Astronomy: A Culture, Science, and Philosophy for the Humanity”, dan “Search for Life in Other Solar Systems”.
Ø  Makalah berjudul “A Giant Planet Around a Metal-poor Star of Extragalactic Origin”.

BAHASA ASING YANG DIKUASAI:
Jerman (fasih); Inggris (fasih); Spanyol; Perancis.

HOBI:
Ø  Memasak (semi-profesional). Beragam masakan, mulai dari nasi tumpeng hingga tahu berontak, bisa dibuatnya. Johny juga sering menerima pesanan makanan untuk acara kantor atau teman.
Ø  Fitness, yang dilakukannya 2-3 kali seminggu. Tuntutan bekerja di dua tempat, Jerman dan Chile, dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda, membuatnya harus menjaga stamina. Dia juga menganggap penting ilmuwan menjadi fit dan tampil menarik.
Ø  Videography (science/travel documenter)
Ø  Melukis.
Ø  Traveling.


Johny Setiawan bekerja bergantung musim. Kalau musim dingin, ia bekerja dari jam 10 malam sampai jam 10 pagi. Bila musim panas, ia bekerja dari jam 6 sore hingga jam 8 pagi.

Johny merupakan satu-satunya ilmuwan non-Jerman di antara tiga peneliti di MPIA.
Dengan teropong optik yang dipadukan sistem komputer, bintang dapat diidentifikasi. Yang susah adalah melihat planet yang mengitari bintang yang jaraknya ribuan tahun cahaya dari Bumi. Planet, yang hanya memantulkan cahaya dari bintang, penampakannya 10 juta kali lebih redup daripada bintangnya. Namun, dengan adanya pergerakan radial bintang yang dipengaruhi gravitasi planet yang mengorbitnya, secara tidak langsung, keberadaan planet bisa diketahui. Pergerakan radial itu dapat dilihat dengan spektograf yang berfungsi mengurai cahaya bintang menjadi komponen cahaya. Seperti halnya cahaya Matahari yang dapat diurai menjadi tujuh warna (pelangi), garis spektrum cahaya itu dijadikan kunci untuk mengetahui keberadaan planet. Bila pada garis spektrum itu terjadi osilasi (pergerakan pendar) ke kiri atau kanan, hal ini menandakan ada planet yang mengitarinya. Bila garis spektrum bergerak ke arah biru, berarti planet mendekati posisi pengamat. Bila bergerak ke arah merah, berarti menjauh.

Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai sejak kecil ketika menonton film Star Trek. Minatnya mulai berkembang kala membaca buku “Alam Semesta dan Cuaca”. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Johar Baru akhirnya mulai menggali lebih banyak tentang astronomi, termasuk di bangku sekolah.

Penelitiannya mengenai exoplanet HIP 13044 b dipresentasikan dalam makalah berjudul “A Giant Planet Around a Metal-poor Star of Extragalactic Origin”, dalam Science Express pada 18 November 2010. Timnya terdiri dari Johny Setiawan, R. J. Klement, T. Henning, H.-W. Rix, dan B. Rochau (MIPA, Jerman), J. Rodmann (European Space Agency/ESA, Noordwijk, Belanda), dan T. Schulze-Hartung (MIPA).


Thanks for reading ^_^

Sumber:

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar