Laman

Senin, 17 Januari 2011

MENGAPA BULAN TAMPAK LEBIH BESAR DI CAKRAWALA DARIPADA DI PUNCAK LANGIT?

Tidak hanya bulan, Matahari pun tampak jauh lebih besar di cakrawala daripada saat sudah tinggi di puncak langit. Bintang-bintang pun sewaktu naik ke busur langit makin lama tampak makin kecil. Tentu saja, tak satu pun dari benda langit itu benar-benar berubah ukuran.
Walaupun tak ada kesepakatan penuh mengenai masalah ini, para astronom umumnya tidak keberatan dengan tiga penjelasan berikut:

1.      Langit sendiri tampak sedikit lebih jauh di cakrawala ketimbang di atas kepala kita. Tampaknya, dalam pandangan kita langit di atas bukan bagian dari sebuah bola melainkan bagian dari sebuah sferoida yang pipih di bagian-bagian kutubnya – dengan kata lain, bagi seorang pengamat di permukaan Bumi, langit di atas kelihatan lebih dekat dibanding langit di cakrawala. Oleh sebab itu, benda langit yang diproyeksikan ke kubah langit yang terdistorsi tampak lebih besar di cakrawala. Mengapa? Karena benda tersebut tampak menempati ruang yang seolah-olah lebih besar di cakrawala dibanding di langit yang lebih dekat.

2.      Apabila di latar depan ada benda yang bisa menjadi titik acuan, benda-benda yang jauh cenderung tampak lebih besar. Misalnya, kita melihat Bulan muncul dari pepohonan, Bulan akan terlihat lebih besar karena otak kita secara tak sadar membandingkan ukuran benda di latar depan (pohon) dengan Bulan di latar belakang. Ketika kemudian kita melihat Bulan yang sudah tinggi di langit, benda itu berada di depan bintang-bintang kecil yang menjadi latar belakang.

Bulan di "balik" mercusuar Split Rock, Minnesota
Bulan di "belakang" gedung
Bulan di puncak langit
3.      Ilusi Bulan juga dapat dijelaskan sebagai akibat refraksi atmosfer Bumi yang memperbesar citra. Namun, itu hanya menjelaskan sebagian distorsi.

Ukuran Bulan memang tidak berubah. Bila tidak percaya, lakukan hal berikut ini:

1.      Ambil foto Bulan atau Matahari baik ketika masih di cakrawala maupun sesudah sampai di puncak langit. Gambar Bulan akan persis sama besar.
2.      “Tutup” Bulan dengan ujung jari. Kecuali bila kuku kita tumbuh sangat pesat, kita pasti bisa “menutup” Bulan sama mudahnya baik ketika baru terbit maupun sesudah tinggi.

Yang paling baik – bila masih belum percaya – bila kita ingin membuktikan betapa mudah mengakali persepsi kita mengenai ukuran, cobalah berdiri membelakangi Bulan kemudian membungkuk dan pandanglah Bulan secara terbalik melalui selangkangan. Dalam situasi yang betul-betul baru, semua titik acuan dan rekaman perbandingan menjadi kacau. Dengan demikian, kita mengalami yang sesungguhnya kita alami tanpa manipulasi organ-organ sensoris kita ketika mengukur jarak dan ukuran.

Namun, Bulan juga bisa tampak kecil, atau bahkan sangat kecil meskipun sedang berada di cakrawala. Dalam kondisi ini, Bulan sedang dalam posisi apogee, yaitu posisi terjauh Bulan dari Bumi (sekitar 406.389 km). Sedangkan titik terdekat Bulan terhadap Bumi disebut perigee (sekitar 356.593 km). Baik apogee dan perigee terjadi satu kali setiap bulan.

Apogee Bulan
Perigee Bulan

Thanks for reading ^_^

Sumber:
Buku Why Do Clocks Run Clockwise and Other Imponderables, 1987, karya David Fieldman.

PS:
Silakan kalau mau copy-paste, namun kalau tidak keberatan mohon sertakan link-back ke blog ini. Terima kasih.



Related Posts:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar